Skema Rangkaian Lampu LED Flip Flop



Skema Rangkaian Lampu LED Flip Flop
Skema Rangkaian Lampu Flip Flop
Direktori Blog Indonesia - Skema Rangkaian Lampu Led Flip Flop. Lampu Flip Flop adalah skema rangkaian lampu kedap - kedip sederhana.  Rangkaian lampu flip flop ini merupakan rangkaian free runing multifibrator yang diberikan beban berupa LED pada setiap sisi transisi perubahan sinyal outputnya. Rangkaian lampu flip flop dengan LED ini cukup sederhana, yaitu disusun dengan 2 unit transistor 2N3904 dan 2 unit rangkaian tank circuit yang disusun dengan rangkaian RC.

LED sebagai indikator perubahan sinyal yang dipasang pada setiap sisi rangkaian lampu flip flop ini akan menyala secara bergantian dengan waktu menyala dan padam sama dengan proses charge dan discharge muata kapasitor. Rangkaian lampu flip flop ini cukup sederhana seperti terlihat pada gambar berikut

Read more at: http://skemarangkaianpcb.com/rangkaian-lampu-flip-flop-led/
Copyright © Skema Rangkaian PCB
Lampu ini hanya menyala bergantian 2 jalur saja, akan tetapi
anda bisa memodif menjadi 3 , 4 , 5 jalur atau sesuai selera anda.
Daftar komponen :
R 150 ohm............ 2 buah
R 22 K ohm.......... 2 buah
Elco 47 uF..............2 buah
Tr FCS 9013..........2 buah
Led.........................2 buah

Mudah dan simple tapi mengasyikan.
Semoga bermanfaat.

Fungsi Dan Jenis-jenis Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa ber-fungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω(Omega).
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menghambat arus listrik. Fungsi resistor dapat digambarkan sebagai sekeping papan yang dipergunakan untuk menahan aliran air yang deras di selokan/parit kecil. Dengan memakai tahanan papan ini, maka arus air dapat terhambat alirannya. Makin besar papan yang dipergunakan untuk menahan arit parit, makin kecil air yang mengalir. Begitu pula kejadian ini dapat diterapkan dalam pelajaran elektronika. Makin besar resistansi (tahanan), makin kecil arus listrik dan tegangan yang melaluinya.
Jadi resistor ber-fungsi sebagai:
  1. Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu  rangkaian    elektronika.
  2. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian    elektronika.
  3. Membagi tegangan.
  4. Bekerja sama dengan transistor dan kondensator dalam suatu rangkaian untuk    membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.
Dilihat dari fungsi-nya, resistor dapat dibagi menjadi :
1.  Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Yaitu resistor yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan.
Resistor Tetap
2.  Resistor Tidak Tetap (variable resistor)
Yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan.Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus),tone control pada sound system,pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.
Resistor Tidak Tetap
3.  Resistor NTC dan PTC.
NTC (Negative Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTC (Positive Temperature Coefficient), yaitu resistor yang nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.
Resistor NTC & Resistor PTC
4.  Resistor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) yaitu jenis resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin kecil.
LDR

Rangkaian Bel Pintu

Rangkaian Bel Pintu ini akan mengeluarkan nada-nada mi-do-re-sol jikalau sakelar S dipijit. Bunyi ini dibangkitkan oleh multivibrator 01-02. Adapun multivibrator ini dikemudikan oleh register IC1. Guna keperluan pengemudian ini, maka jalan keluar-jalan keluar dari IC1 dihubungkan kepada multivibrator lewat potensiometer-potensiometer P1 sampai dengan P4 dan dioda-dioda D1 sampai dengan D4.
Register akan melangsungkan informasi yang ada pada jalan masuk D pada saat berlangsungnya tebing negatif dari denyut bel (clock impulse). Maka secara berturut-turut multivibrator dikemudikan lewat P1 sampai dengan P4. D1 sampai dengan D4 berguna untuk mengisolasi jalan keluar-jalan keluar pada saat-saat keluaran bertaraf rendah ( 0 ). Di bawah ini bisa Anda pelajari gambar skema Rangkaian Bel Pintu.
Gambar Skema Rangkaian Bel Pintu
Gambar Skema Rangkaian Bel Pintu
Denyut-denyut bel bagi register dijangkitkan oleh osilator yang dibangun dengan pintu-pintu NAND 3 dan NAND 4. Kondensator-kondensator C5 dan C6 menentukan waktu atau periode (jarak antara satu nada dan nada berikutnya). Jikalau saklar S dipijit, maka flip flop (pintu NAND 1 dan NAND 2) dipasang atau diset dan osilator (NAND 3 dan NAND 4) dihidupkan.
Pada mulanya, di jalan masuk D dari IC1 terdapat sinyal “1″ sebab Q3 tersumbat. Denyut bel yang pertama-tama akan menggeserkan taraf “1″ ini ke jalan keluarnya. Maka katoda D1 beroleh potensial positif, hingga Q3 menghantar. Ini menyebabkan jalan masuk D berubah jadi “0″ sehingga untuk seterusnya hanyalah ada satu “1″ yang bergeser dalam register geser IC1.
Pada denyut bel yang ke-4, jalan keluar 9 menjadi “1″ dan 8 jadi “0″. Oleh sinyal ini, maka flip flop (NAND 1 dan NAND 2) dilepas (direset) dan osilator (NAND3 dan NAND4) matilah.
Kuat bunyi dapat diatur dengan R12. Besar R12 dapat ditetapkan dengan percobaan, tetapi jumlah perlawanan pengeras suara dan R12 jangan kurang dari 8 Ohm. Nada-nada mi-do-re-sol pada Rangkaian Bel Pintu ini dapat saja diganti-ganti urutannya dengan jalan mengubah-ubah potensio-potensio P1 dan P4. D5 dan D6 bekerja supaya tebing-tebing denyut jadi curam. Dengan demikian nada-nada yang dihasilkan akan lebih bening. C3 dan C4 berguna untuk mencegah kemungkinan timbulnya osilasi liar.

Rangkaian Mini Audio Amplifier

Rangkaian Mini Audio Amplifier adalah rangkaian penguat audio sederhana dan murah yang cocok untuk radio saku kecil dan gadget lainnya. Rangkaian audio amplifier portabel ini didasarkan pada semikonduktor IC TDA7052. Rangkaian ini bahkan dapat dijalankan dari batere cell.
IC TDA7052 adalah penguat output mono  yang datang dalam paket DI Package (DIP). Perangkat ini terutama dirancang untuk dioperasikan dengan baterai. Fitur dari TDA 7052 meliputi, tidak ada komponen eksternal diperlukan, tidak ada suara klik switch-on atau switch-off , stabilitas keseluruhan bagus, sangat rendah konsumsi daya (4mA arus diam), rendah THD, tidak memerlukan lempeng pendingin dan hubungan arus pendek.
Oya, di bawah ini tak lupa kami sertakan gambar skema Rangkaian Mini Audio Amplifier. Silakan lihat-lihat dan pelajari.
Gambar Skema Rangkaian Mini Audio Amplifier
Gambar Skema Rangkaian Mini Audio Amplifier
Keuntungan dari TDA 7052 adalah tetap secara internal pada 40 dB. . Untuk mengimbangi pengurangan daya output karena pasokan tegangan rendah TDA7052 menggunakan prinsip Bridge-Tied Load (BTL) yang dapat memberikan output sekitar 1 sampai 2 W RMS (THD = 10%) menjadi beban 8 Ohm dengan power supply dari 6 V.
Rangkaian potensiometer dapat digunakan untuk mengontrol volume C1 dan C2. Kapasitor dimaksudkan untuk menyaring supplyvoltage jika baterai eliminator digunakan sebagai sumber operasi. Untuk pasokan menggunakan batere,  C1 dan C2 tidak diperlukan.
Oke deh, selamat mencoba Rangkaian Mini Audio Amplifier dan semoga berhasil. Bila ada kesulitan dalam merakitnya, Anda bisa konsultasi kepada hobyist atau teknisi elektronika.